Tema: Peduli dan Beraksi Mengurangi Pemanasan Global
Judul: Satu Persen Saja, Kenapa Enggak?
Oleh : Aria Winata
Kehidupan
modern ini semakin membawa kita kepada banyak persoalan kompleks yang dialami
oleh seluruh umat manusia. Seringkali, persoalan-persoalan tersebut membawa
dampak yang besar terhadap kehidupan umat manusia saat ini dan mendatang.
Pemanasan global merupakan salah satu masalah serius yang sedang dihadapi oleh
seluruh umat manusia serta membutuhkan perhatian khusus untuk menanganinya.
Pemanasan
global sendiri bukan sebuah permasalahan baru melainkan permasalahan yang
terjadi akibat akumulasi dari tahun ke tahunnya. Sering sekali kita menganggap
bahwa permasalahan tersebut tidak berdampak secara langsung terhadap kehidupan
saat ini, memang tidak langsung kita rasakan, tetapi anak cucu kita kelak yang
akan merasakannya. Pemanasan global menurut Climate
Nasa Gov adalah pemanasan jangka panjang sistem iklim bumi yang diamati
sejak periode pra-industri (antara 1850 dan 1900) karena aktivitas manusia,
terutama pembakaran bahan bakar fosil, yang meningkatkan tingkat gas rumah kaca
yang memerangkap panas di atmosfer bumi.[1]
Sejak
periode pra-industri, aktivitas manusia diperkirakan telah meningkatkan suhu
rata-rata global bumi sekitar 1 derajat Celcius, angka yang saat ini meningkat
sebesar 0,2 derajat Celcius per dekade. Tidak dapat dipungkiri, manusia memang
memiliki andil yang besar terhadap perubahan suhu di atmosfer, lautan dan
daratan.
Berdasarkan
studi dari Nasa Goddart Institute for
Space Studies mengatakan bahwa terdapat kenaikan suhu yang signifikan pada
permukaan bumi dari tahun 1880 sampai 2020. Sejak 1951 sampai 2020, terus
terjadi peningkatan suhu terus menerus. Dalam hal ini, rekor suhu terpanas yang
pernah tercatat terjadi di tahun 2016 dan 2020 menjadi puncak suhu tertinggi
permukaan bumi. Pemanasan global merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari
dan memerlukan sebuah langkah nyata untuk menangani situasi global yang terjadi
saat ini.
Sejauh
ini, kegiatan manusia menjadi pemicu terjadinya pemanasan global terutama yang
berkaitan dengan penggunaan bahan bakar fosil dan kegiatan alih guna lahan.
Dari semua kegiatan yang dilakukan tersebut, menghasilkan gas-gas yang semakin
lama semakin bertambah jumlahnya di atmosfer, terutama gas karbon dioksida
(CO2) melalui proses yang disebut efek rumah kaca. Istilah Efek rumah kaca (greenhouseeffect) merupakan istilah
yang cukup erat kaitannya dengan pemanasan global. Disebut dengan efek rumah
kaca karena adanya peningkatan suhu bumi akibat suhu panas yang terjebak
didalam atmosfer bumi. Prosesnya mirip seperti rumah kaca yang berfungsi
menjaga kehangatan suhu tanaman di dalamnya. Peningkatan suhu dalam rumah kaca
terjadi karena adanya pantulan sinar matahari oleh benda-benda yang ada di
dalam rumah kaca yang terhalang oleh dinding kaca, sehingga udara panas tidak
dapat keluar (greenhouse effect).
Gas
yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang paling berpengaruh terhadap kenaikan
suhu muka bumi yaitu CO2 (Karbon dioksida), CH4 (Metana), dan CFC (Chloro
Fluoro Carbon). Dalam hal ini, gas gas tersebut merupakan hasil dari kegiatan
manusia sehari-hari yang tanpa disadari mengakibatkan suhu bumi meningkat.
Lantas apa yang terjadi jika gas-gas tersebut semakin banyak di atmosfer? Yang
saat ini terjadi yaitu salah satunya kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air
laut ini disebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan karena suhu
permukaan bumi yang semakin panas karena panas matahari terperangkap di dalam
bumi akibat terhalang oleh gas-gas tersebut.
Penyebab
lain yang dapat memperparah terjadinya pemanasan global, yaitu:
1.
Polusi Udara
Karena Penggunaan Bahan Bakar
Tidak dapat
dipungkiri, penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor saat ini berkontribusi
sangat besar terhadap meningkatknya gas-gas rumah kaca. Gas buang yang
dihasilkan kendaraan tersebut semakin menambahnya gas-gas yang terdapat di
atmosfer bumi. Walaupun sudah ada terobosan untuk menggunakan kendaraan
listrik, tetapi saat ini listrik yang dihasilkan masih berasal dari batu bara,
sehingga kendaraan listrik ini belum sepenuhnya dalam mengatasi permasalahan.
2.
Penggundulan
Hutan
Hutan berfungsi
sebagai penyerap karbon dioksida, ketika hutan-hutan tersebut digunduli, maka
akan semakin berkurang fungsi hutan sebagai penyerap karbon dioksida. Di satu
sisi, gas karbon dioksida semakin bertambah.
3.
Boros
Penggunaan Listrik
Saat ini sumber
listrik terbesar berasal batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) di Indonesia. Semakin banyak penggunaan listrik dari PLTU
maka kebutuhan akan batu bara akan semakin meningkat.
4.
Polusi Udara
Karena Indsustri
Industri pabrik menyebabkan banyaknya asap
yang yang dihasilkan, dan dapat
mengakibatkan polusi udara yang akan membuat lingkungan
tercemar dan terjadinya pemanasan global. Zat yang keluar dari proses industri berupa zat yang berbahaya seperti Karbon
Monoksida, Hidrokarbon, dan senyawa lainnya yang dapat membahayakan kesehatan
alam dan manusia.
5.
Sampah Plastik
Menurut penelitian, ketika plastik
terkena sinar matahari danberakibat rusak mengeluarkan gas metana dan etilena.
Gas metana alami atau buatan dikatakan sebagai penyebab utama perubahan iklim,
dan hal
ini berhubungan dengan peningkatan pemanasan global. Sampah yang setiap
hari dihasilkan manusia terutama sampah - sampah yang tidak bisa didaur ulang
seperti styrofoamdan
plastik
juga menjadi sumber lain dari emisi CO2.
Lantas
apa yang bisa kita lakukan untuk ikut serta mengurangi terjadinya pemanasan
global? Langkah kecil yang dapat kita lakukan yaitu, mematikan lampu ketika di
siang hari yang dapat diganti dengan sinar matahari, mengurangi penggunaan AC, mencabut
charger setelah tidak digunakan, tidak membuka tutup pintu kulkas tanpa alasan
yang jelas, mengurangi penggunaan plastik dengan kantong yang dapat digunakan
berkali-kali.
Saya
masih teringat ketika SMP, guru Biologi saya mengatakan, bahwa charger HP
walaupun kelihatannya sepele juga berdampak terhadap pemanasan global. Charger
HP yang sudah tidak digunakan sebaiknya dicabut karena sedikit banyaknya akan
memengaruhi penggunaan listrik. Jadi, atas perkataan guru saya tersebut, hingga
sampai saat ini saya masih melakukan tindakan mencabut charger yang sudah tidak
digunakan.
Menurut
saya, ketika kegiatan tersebut dilakukan setiap hari oleh seluruh penduduk di
muka bumi ini, kegiatan-kegiatan kecil seperti itu akan ikut serta dalam
memerangi pemanasan global. Karena satu aksi nyata akan lebih berarti daripada
ribuan kata. Selain itu juga, kita dapat berkontribusi dalam penanaman pohon,
tetapi tidak hanya sebatas menanam pohon saja, melainkan menjaga dan merawatnya
sampai pohon tersebut benar-benar tumbuh dan hidup. Karena sering sekali
melihat kegiatan menanam pohon hanya sekadar seremoni semata tanpa benar-benar
adanya kelanjutan mengenai apakah pohon tersebut tumbuh dengan baik atau tidak.
Mungkin
saat ini saya tidak berkontribusi langsung terhadap kegiatan sosial yang
berkaitan dengan lingkungan, tetapi saat ini saya mengikuti sebuah kegiatan relawan
yang berkontribusi dalam pendidikan yang ikut serta untuk meningkatkan sumber
daya manusia. Dalam kegiatan belajar mengajar, saya sering sekali mengedukasi
para peserta didik untuk merawat serta menjaga lingkungan sekitar mereka.
Sebagai contoh sederhana, untuk membiasakan membuang sampah pada tempatnya,
karena sekecil apapun sampahnya akan sangat berarti ketika semua orang
berpikiran yang sama. Dan juga memberikan pemahaman mengenai pentingnya hutan
untuk kelangusngan kehidupan manusia di bumi, yang kebetulan lingkungan tempat
mereka tinggal berada di tengah hutan.
Permasalahan
pemanasan global ini merupakan masalah bersama, sadar tidak sadar kita juga
turut berkontribusi dalam pemanasan global. Ini tidak hanya dapat diselesaikan
oleh sekelompok orang saja, setiap orang harus ikut berkontribusi dan komitmen
dalam menangani pemanasan global. Bukan lagi waktunya untuk saling mengandalkan
dan saling berpangku tangan. Jika bukan kita siapa lagi? Jika bisa dilakukan
sekarang, mengapa harus menunggu nanti?
Tindakan kecil 1% setiap harinya memang tidak terasa langsung dampaknya dalam mengubah permasalahan yang terjadi, tetapi bayangkan ketika tindakan 1% tersebut dilakukan selama bertahun-bertahun. Semangat Sobat Bumi! Salam satu persen!
[1] https://climate.nasa.gov/resources/global-warming-vs-climate-change/. Diakses pada 14 April 2022.
Mari terapkan Zero emisi CO2 (Karbonnetral) xixixi
BalasHapus