Senin, 17 April 2023

Intergritas Pejabat Negeri

Belakangan ini sedang ramai soal kasus pejabat yang hidup mewah mulai dibongkar oleh para netizen. Kasus ini berawal dari kejadian penganiayaan David Ozora oleh Mario Dandy. Dalam postingannya Mario kerap kali memamerkan harta kekayaannya berupa kendaraan jenis jeep rubicon dan dan motor harley sehingga hal ini mengundang tanya netizen, dari mana harta Mario Dandy tersebut berasal? Setelah diselidiki, ayah dari Mario adalah seorang pejabat di Direktorat Jenderal Pajak. Setelah dilakukan penelusuran lebih jauh oleh netizen, ada dugaan bahwa harta kekayaan yang dimiliki oleh ayah Mario berasal dari uang hasil kejahatan kerah putih atau white collar crime.

Hal ini pun viral setanah air yang kemudian mengundang Komisi Pemberantasan Korupsi untuk ikut serta mencari tahu asal muasal harta kekayaannya. Setelah melalui hasil penelusuran yang panjang oleh KPK dan PPATK juga dibantu oleh netizen, bahwa harta kekayaan ayah Mario ini dapat diduga berasal dari Tindak Pidana Pencucian Uang yang sampai saat ini masih diproses kasusnya sampai dengan ditahannya ayah Mario tersebut serta dipecat dari jabatannya di Direktorat Jenderal Pajak. 

Kasus ini tidak berhenti sampai disitu, netizen kemudian semakin penasaran yang kemudian merentet ke beberapa pejabat negara yang sering melakukan pamer harta kekayaan baik dari istrinya maupun anaknya ikut diselidiki oleh netizen. Ditemukan beberapa kasus keluarga pejabat yang melakukan pamer harta seperti keluarga dari Kepala Bea Cukai Makassar dan beberapa kasus pamer harta lainnya yang menarik untuk dikuliti serta berujung KPK ikut serta turun tangan untuk memeriksa sumber kekayaannya.

Tidak sampai disitu, beberapa waktu ini telah viral video seorang Tiktoker asal Lampung yaitu dengan nama akun Awbimax yang diketahui sedang berkuliah di Australia. Video tersebut menjadi viral karena Tiktoker tersebut mengkritik dengan keras tidak adanya kemajuan pembangunan infrastruktur di Lampung. Hal ini menuai respon dari penasihat hukum Gubernur Lampung yang melaporkan tiktoker tersebut ke polisi atas pencemaran nama baik Kota Lampung.  Tidak sampai disitu, orang tua dari Bima pun menurutnya mendapat ancaman hingga kepolisian mendatangi rumah orang tua Bima. Hal ini tentunya menimbulkan reaksi dari netizen atas tindakan perbuatan penasihat hukumnya yang melaporkan Bima atas kritikannya kepada polisi.

Para netizen pun ikut sebetulnya ikut mengamini apa yang dikatakan oleh Bima benar adanya apa yang terjadi di Lampung, khususnya bagi warga Lampung sendiri yang merasakan tidak adanya perubahan kemajuan infrastruktur di kotanya. Lantas, hal ini mengundang reaksi para pejabat seperti Mahfud MD yang mengatakan bahwa Bima memiliki hak konstitusi untuk menyampaikan aspirasinya. Juga menurut Taufik Basari yang merupakan anggota Komisi III DPR RI yang mengatakan bahwa tidak perlu menangkap orangnya, tetapi tangkap aspirasinya. Disusul oleh berbagai pejabat penting lainnya yang ikut serta mengomentari apa yang terjadi pada kasus tersebut termasuk pengacara kondang yaitu Hotman Paris turut serta berkomentar dan bersedia untuk membela Bima.

Hal ini kembali mengundang rasa penasaran netizen, mengapa Gubernur Lampung sedemikian anti kritik terhadap apa yang menjadi keluh kesahnya selama ini? Sampai saat ini, para netizen disibukkan untuk menelusuri latar belakang Gubernur Lampung tersebut. Berdasarkan informasi yang beredar, bahwa Gubernur Lampung tersebut merupakan mantan seorang preman, maka tidak heran apabila gubernur tersebut lebih senang bertindak dengan 'kekerasan' dalam menanggapi kritik yang disampaikan oleh warganya.

Sebetulnya apa yang bisa ditarik dari kejadian ini semua? Di era media sosial ini, masyarakat dipermudah dalam menyampaikan aspirasinya kepada pejabat terkait mengenai keluh kesah yang dialaminya dan hal tersebut terbukti efektif dilihat dari beberapa pejabat merasa ketar ketir apa yang telah diperbuatnya selama ini dibongkar secara habis habisan oleh netizen. Seperti jalanan di Lampung kemudian mulai diperbaiki karena video kritikan Bima telah viral seantero Indonesia, bisa jadi para pejabat di Lampung merasa malu karena tindakannya selama ini atau justru hanya untuk menutupi kasus yang ada?

Sebetulnya, menyampaikan aspirasi melalui media sosial seperti ini dapat dikatakan lebih efektif karena di era media sosial seperti ini penyampaian kritik dapat disertai langsung dengan data dan fakta melalui bentuk foto dan video sehingga pejabat yang sedang sibuk membangun citra baiknya di media sosial tersebut merasa 'ditegur secara langsung dan terganggu akan kritik yang datang menghampirinya. Juga dengan kritik melalui media sosial ini dapat langsung terdengar ke pejabat lebih tinggi diatasnya hal ini yang memudahkan demo melalui media sosial dapat lebih didengar. Sedangkan demo secara langsung jarang sekali untuk langsung mendapat tindak lanjut, lebih seringnya demo demo tersebut berakhir ricuh, merusak fasilitas umum, ditunggangi oleh kelompok yang berkepentingan dan sebetulnya mengganggu beberapa aktivitas masyarakat.

Melihat beberapa kasus yang ditanggapi secara cepat oleh netizen terkait dengan kelakuan para pejabat tersebut, saya merasa yakin sekali ini adalah salah satu cara Indonesia menuju menjadi negara maju. Para rakyat sudah muak dengan keserakahan yang dilakukan oleh pejabat yang mementingkan urusan perut pribadi. Inilah bersih bersih sesungguhnya dari pejabat yang rakus akan kekuasaan. Dengan demikian pejabat yang nantinya akan melakukan tindakan rakus atau curang tersebut akan berpikir dua kali untuk berbuat demikian.

Saya sangat opitimis bahwa kedepannya Indonesia semakin bersih dari pejabat pejabat yang hanya mementingkan urusan pribadi dan semakin banyak pejabat yang betul betul menjabat hanya demi kepentingan rakyat semata. Memang bukan tugas yang mudah, tapi saya melihat Indonesia sedang mengarah kesana. Berharap anak muda idealis Indonesia tetap menjunjung tinggi integritasnya yang dikemudian hari menggantikan posisi pejabat pejabat tidak berintegritas dan dapat membawa Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.

KKN Kebangsaan 2023

Disatukan oleh tujuan yang sama, mengabdi untuk negeri. Tunggu cerita selanjutnya. Sampai bertemu di Pontianak, Kalimantan Barat!